Tegaslah memutuskan
ketegasan itu tidak pernah salah
kebimbangan itu lebih bahaya dari pada penundaan
bertindak dan salah
itu lebih baik dari pada tidak bertindak


SEMPURNAKAN DIRI ANDA DENGAN . . . .
Parfum , segar harum tahan lama, original
30 mili Rp. 35.000 / 40.000
50 mili Rp. 50.000
100 mili Rp. 75.000
hub 24 jam : telp 0817.9108.005
..<< = Motivasi = >>..

Friday, December 18, 2009

Program motivasi The Golden Ways

Bentuk program motivasi bertajuk The Golden Ways ini sebenarnya seperti apa?
Kalau diperhatikan, semua program saya itu sharing. Itu kisah perjalanan. Itu semua pengalaman spiritual saya. Kalau saya katakan, ''Gunakan sebaik-baiknya sikap dalam seburuk-buruknya keadaan.'' Itu pelajaran saya sendiri. Kalau saya masuk dalam suatu keadaan buruk lalu saya bersikap buruk, tambah jelek.

Semua itu tidak mungkin saya pelajari kalau saya cuman jadi satu orang. Saya ini dua orang minimal. Yang satu mengalami, yang satu mengamati. Yang ketiga, merencanakan dan mengajarkan.

Bagaimana Anda bisa membagi diri untuk peran seperti itu?
Dari muda saya sudah melatih diri. Jika saya mengalami sesuatu, ada Mario yang satu lagi yang tertawa melihat kesedihan saya dan ada satu lagi yang mengatakan kalau ini diajarkan, kamu memulainya dari sudut ini. Saya harus jadi bukti nasihat saya.


Dalam perjalanannya, apakah Anda menemukan kesulitan?
Dalam masa awal saya tampil di publik itu, saya diprotes terus oleh orang-orang yang mengklaim ingin memiliki saya. Kalau sudah Islam, ya tampillah. Tetapi, dengan cara saya yang berbeda, saya harus bersabar. Dan, kesabaran yang dibutuhkan hanya bisa datang dari Tuhan.

Saya percaya yang saya lakukan ini sebaik-baiknya yang harus saya jalani. Jika pemuka agama yang menggunakan ayat Tuhan itu hidupnya lebih mudah, karena sebut saja Alquran surat Al-Furqon ayat berapa saja, tidak ada yang bantah.

Nah, dalam memotivasi, saya menggunakan bahasa Indonesia dan dibantah, dipertanyakan, atau dieyel kata orang jawa. Ayat-ayat Alquran itu seharusnya bisa disampaikan dalam bahasa apa pun. Seperti, ada batasan bahasa yang saya terpaksa harus langgar saat memberi motivasi dengan berlandaskan ajaran Islam.

Menurut saya, bahasa yang biasa digunakan tidak praktis maka saya langgar saja. Bukan saja karena saya suka melanggar, tapi itu kekhususan saya. Jika tidak dilakukan, ada cara-cara saya yang akan hilang saat memotivasi.

Pilihan kata itu penting ya?
Begini, ya. Orang tidak mungkin bertindak di luar pengertiannya. Jadi, orang yang menguasai kata, menguasai pengertian, dia menguasai tindakan. Dan, kalau dia menguasai pengertian orang banyak, berarti dia menguasai tindakan orang banyak.

Tuhan itu mengajar dengan kalam. Kalam itu juga kalimat lho. Lalu, mengapa kita tidak membuat diri kita ahli dalam penggunaan kata itu. Kalam memiliki arti kalimullah (kata-kata Tuhan), itu juga dengan kata. Jadi, ketika Tuhan ingin memberikan pesan pada seseorang, paling praktis itu lewat orang.

Bukan hanya di layar kaca atau di depan publik, secara pribadi dia sangat ramah dan familier. Malah, belum sempat ditanya, Mario Teguh sudah melontarkan sebuah pertanyaan pembuka bagi kami. ''Coba Anda tebak saya, apakah saya Cina?''
Kami sempat menyetujui anggapan itu lalu ia menjawab, ''Banyak orang yang mengatakan seperti itu.''

Awalnya, bagaimana Anda bisa menjadi motivator?
Sebenarnya, dulu pingin jadi guru. Saya sempat menjadi guru karena memang pendidikan saya IKIP (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Malang, Jawa Timur. Dan, saat duduk di bangku SMA, saya mendapat beasiswa ke Chicago.

Sebagai seorang anak pensiunan kapten yang sederhana, saya agak miskin. Saya ini sempat protes kepada Tuhan. Why me? Mengapa kok saya yang dimiskinkan atau dikurangkan.

Nah, protes itu membuat saya sensitif pada orang yang lebih dari saya. Untungnya ayah saya mendidik saya untuk menghormati yang lebih kuat atau lebih mampu atau lebih pandai.

Jadi, dalam protes itu, saat melihat orang yang lebih dari saya, saya melihat mengapa mereka bisa sampai ke sana. Bukan memprotes ketidakadilan terhadap saya atau memprotes kemudahan hidup mereka.

Dan, saya melihat cara naik itu dari orang-orang di sekitar saya yang lebih kuat. Dari hal itu, saya seperti merasa terpanggil untuk memberikan pengertian yang sama pada orang lain bahwa saya mengerti caranya. Saya ingin menyampaikannya pada orang lain. Sebuah kesenangan membuat orang mengerti cara yang sama dengan saya.

Anda memotivasi orang. Apa yang Anda ucapkan itu sangat berkorelasi dengan yang Anda lakukan?
Tidak ada orang yang mengaku beriman kalau dirinya tidak diuji dan itu bagian dari iman. Seperti, kita mulai ingin bersabar, ketemu saja orang yang ingin buat kita marah.

Bayangkan, itu baru satu orang saja berjanji, diuji. Saya ini menasihatkan ke puluhan juta orang mengenai kesabaran. Jauh lebih berat. Itu tidak saya tunjukkan kemarahan-kemarahan saya, kecilnya hati, merasa dikhianati, merasa menyayangi kok ditipu balik, kok orang mengambil keuntungan itu setiap hari.

Satu lagi, berkata itu tidak ada sesuatu terjadi yang tujuannya tidak untuk kemuliaan kita. Jadi, saya melihat diri saya yang marah itu sebagai bukti saya tidak boleh menggampangkan. Saya menemukan nasihat itu tidak mudah, saya harus menemukan cara supaya nasihatnya masuk akal kalau disampaikan ke orang lain.

Nilai keagamaan itu penting untuk memotivasi diri?
Sebetulnya tidak ada kehidupan yang tanpa agama. Aslinya, pengertian hidup itu agama.
Saya dulu protes kalau hidup kita itu untuk Tuhan. Lalu, untuk aku apa? Kebebasanku di mana? Harus begini untuk menyenangkan Tuhan, lalu untuk menyenangkan saya mana?

Itu menjadi pertanyaan saya yang panjang sebagai Mario muda sampai saya mengerti bahwa kesenangan itu justru karena kita mengabdikan diri pada kebaikan. Jadi, saya belajar memisahkan dulu istilah hidup untuk Tuhan. Itu saya tunda dulu. Karena banyak orang tidak mengerti, jadi itu saya angsur, dicicil. Nanti, kalau kamu sudah mengerti sekali, baru hidupmu untuk Tuhan.

Bagaimana mengajak orang dalam kebaikan?
Orang mudah mengerti ketika diajak bahwa hidup itu untuk kebaikan. Yang hidup untuk kebaikan, dapat kebaikan sebagai hadiah pertama. Di dalam keluarga Mario Teguh Super Club (MTSC), itu ada banyak peraturan, hukum, rules. Hadiah pertama bagi orang yang melakukan kebaikan adalah kebaikan (salah satu rules penting di MTSC).

Saya mempengaruhkan sikap itu kepada semua orang yang kenal saya bahwa kalau kita melakukan kebaikan, kita diuji, diganggu. Kebaikan yang kita lakukan itu sebagai hadiah. Jadi, orang melakukan kebaikan tidak melihat bahwa itu hadiah. Yang dilihat adalah aku dapat apa.

Banyak orang yang disebut khilaf tidak melihat apa yang di depan matanya karena tidak melihat yang dilakukannya itu adalah hadiah. Bagi dirinya, orang bisa jadi baik itu sudah hebat sekali lho.
Salah satu rules lainnya yang saya ajarakan pada adik-adik saya, atau yang lebih muda, bahwa memang kita harus lebih dulu melakukan kebaikan dan melihat itu sebagai hadiah. Saya nasihatkan ke adik-adik saya bahwa jika yang kamu pikirkan kebaikan, yang kamu rasakan kebaikan, yang kamu katakan kebaikan, yang kamu lakukan kebaikan, maka kebaikan itu yang mencari jalan.

Tidak ada orang yang tidak bisa dimotivasi?
Semua bukannya bisa berubah, tapi semua orang membutuhkan perubahan. Sesulitnya orang, sejelek-jelek sifatnya, dia akan membutuhkan perubahan, karena dia tidak mungkin hidup di kualitas baru dengan pribadi yang lama. Jadi, dia mau menolak seperti apa. Semua orang sebenarnya sedang menunggu.

Salah satu doa saya kalau ada yang berkata jelek kepada saya, ''Tuhan, jadikan saya jalan dia menemukan jawaban pertanyaan atas kehidupannya, supaya ia belajar menghormati orang yang berniat baik kepadanya.''

Tuhan masih baik pada saya. Orang yang dahulu bicara aniaya kepada saya, sekarang baik pada saya.
Rules lainnya dalam MTSC: cara terbaik menghancurkan musuh adalah menjadikannya sahabat.
Ibunya asal Bugis, ayah Jawa-Cina dengan kakek tulen berdarah Cina. ''Hampir sudah habis Cina yang mengalir pada (darah) saya,'' kata Mario Teguh yang wajahnya selalu ceria.

Dia beranggapan, bukan karena penampilan fisik yang membuatnya dikira Cina. ''Tapi, saya menggunakan bahasa yang tidak lazim digunakan,'' ujarnya.

Kepuasan Anda menjadi motivator?
Dulu saat saya unknown (tidak dikenal), saya pingin diketahui. Dalam perjalanan, saya melihat bukan itu yang dicari. Nama baik itu hadiah. Cara agar hidup kita lama adalah dengan kebaikan. Karena, kebaikan itu akan tersisa dan diwarisi bahkan bukan oleh anak-anak kita saja.

Salah satu tanda Tuhan menghadiahkan nama baik, ada walau sudah meninggal. Nama baik hanya mungkin diberikan pada orang baik. Hanya bisa disebut orang baik kalau melakukan yang baik. Saya tidak lagi berpikir tentang nama ketenaran. Jadi, saya fokus pada apa yang saya lakukan baik.

Kalau dikenal itu pemberitahuan dari Tuhan bahwa wilayah pelayanan saya lebih luas. Tidak ada yang saya pikirkan kecuali perluasan pelayanan. Dan, kata ''pelayanan'' itu banyak yang menganggap bukan Islam. Kata itu untuk tidak membatasi keluasan Islam dengan kata-kata.

Pernah mendapat pertanyaan sulit?
Saya tidak berpresumsi bahwa saya punya semua jawaban. Tapi, saya mengabdi diri pada Tuhan. Saya tampil di panggung sebagai wakil. ''Jangan buat aku memalukan-Mu, Tuhan.''

Saya berpikir visual bukan verbal. Saya membayangkan di belakang saya ada dum, ada air mengalir. Itu khasanah ilmu. Di depan saya seperti ada kaca-kaca, saya harus lewati. Di sini pengalaman latar belakang ilmu diperlukan, kadang cepat mendapat jawaban, tapi saya tahu akan sampai pada jawaban yang bagus.

Itu karena sudah lama saya melatih pikiran saya secara visual. Saya membaca lebih banyak daripada mahasiswa sekarang. Tidak hanya membaca buku, saya membaca wajah orang (kehidupan).

Sampai kapan Anda ingin menjadi motivator?
Seterusnya. Saya sudah memberi pembelajaran pada adik-adik atau yang lebih muda dalam MTSC. Saya berharap bisa terus berjalan karena kita melakukan suatu kebaikan pada orang lain.

Pesan buat generasi muda Indonesia?
Kembali kepada yang benar. Pendidikan budi pekerti sudah tidak ada di Indonesia. Kalau orang mengertinya baik, tidak mungkin bertindaknya buruk. Jadi, undangan saya kepada setiap jiwa Indonesia itu, kembali kepada pengertian yang baik.

Yang baik adalah koridor atau gang. Kalau keluar sebentar saja, kita tidak damai. Tanda yang diberikan kalau kita keluar dari kebenaran itu, bangsa ini sedang tidak damai.

Harus mau terima bahwa tanda itu menunjukkan bahwa kita sudah melakukan yang keluar dari yang baik. Tuhan berkata, ''Wahai jiwa yang tenteram....'' Itu bukan pemberitahuan, tapi perintah.

0 comments:

Share |

Topic Lainnya

Topic Relation

Steam Coal | Industri Dan Niaga